Entri Populer

Minggu, 18 Desember 2011

FISIOTERAPI PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME

Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

1. Definisi
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah kumpulan gejala akibat penekanan pada nervus medianus ketika melalui terowongan carpal (Carpal Tunnel) di pergelangan tangan. Manifestasi dari sindroma ini adalah rasa nyeri dan kesemutan (paraesthesia) (Sidharta, 1996).
Menurut Samuel, 1999 CTS merupakan neuropati tekanan/kompresi terhadap nervus medianus di dalam terowongan carpal pada pergelangan tangan, tepatnya di bawah flexor retinaculum. Terowongan carpal terdapat di bagian sentral dari pergelangan tangan di mana tulang dan ligamentum membentuk suatu terowongan sempit yang dilalui oleh beberapa tendon dan nervus medianus. Tulang-tulang karpalia membentuk dasar dan sisi-sisi terowongan yang keras dan kaku sedangkan atapnya dibentuk oleh flexor retinakulum (transverse carpal ligament dan palmar carpal ligament) yang kuat dan melengkung di atas tulang-tulang karpalia tersebut. Setiap perubahan yang mempersempit terowongan ini akan menyebabkan tekanan pada struktur yang paling rentan di dalamnya yaitu nervus medianus.
2. Anatomi Dan Biomekanika Wrist
Wrist Joint disusun oleh 3 tulang : tulang radius, tulang ulna dan tulang carpal. Dimana terowongan carpal terletak dipergelangan tangan yang kerangkanya di bentuk oleh 8 tulang carpal yang tersusun atas 2 deretan. Deretan proximal terdiri dari (lateral dan medial : naviculare, lunatum, triquertum, dan pisiformis). Deretan distal (trapezium, trapezoideum, capitatum dan hamatum). Tulang-tulang carpal tangan susunannya membusur dengan bagian konkaf menghadap ke arah telapak tangan. Ruangan ini tertutup oleh ligamentum karpi transversum sehingga terbentuk suatu terusan yang sempit yang disebut terowongan carpal.
Terowongan carpal ini mengandung banyak struktur, yaitu :
  1. Empat tendo dari m. flexor digitorum superfisialis
  2. Empat dari m. flexor digitorum profundus
  3. Tendo dari m. flexor pollicis longus
  4. N. medianus (De Wolf, 1994)
Nervus medianus, terbentuk dari fasikulus lateralis asal radiks C5, C6, C7 dan fasikulus medialis C8 dan T1. Saraf medianus
di atas siku tidak mempunyai cabang-cabang artikuler menuju sendi siku cabang muskuler mempersarafi pollicis longus, pronator quadratus. Setelah memberi cabang pada otot-otot lengan bawah untuk berbagai gerakan lengan dan jari-jari tangan di bawah ligamentum carpi transversal syaraf medianus bercabang dua, yang lateral (motorik) mempersyarafi otot abductor pollicis brevis, flexor pollicis brevis, oponen pollicis dan otot lumbricalles kesatu dan kedua, sedang cabang medial (sensorik) mempersyarafi bagian volar jari-jari 1, 2, 3 dan ½ jari ke 4 (sisi lateral) serta bagian tengah sampai sisi radial juga dipersyarafi oleh n. medianus.
3. Etilogi
Pada dasarnya s
etiap keadaan yang menyebabkan tekanan/kompresi pada nervus medianus dalam lorong carpal dapat merupakan etiologi CTS. CTS disebabkan oleh : (1) Idiopatik, (2) Penebalan jaringan ikat seperti Rematik (RA, OA), (3) Gangguan metabolisme, (4) Trauma, dapat bersifat kronik pada pergelangan tangan karena over use, (5) Heriditer berupa sempitnya terowongan carpal. Karakteristik dari CTS yaitu adanya peningkatan rasa baal pada jari-jari waktu bangun pagi hari disertai kesemutan/rasa terbakar, gangguan motorik jari-jari, nyeri pada sendi-sendi interphalangeal serta hipotropi otot-otot tenar pada kondisi lebih lanjut (Sidharta, 1996).
4. Perubahan Patologi
Kontraksi otot secara berulang-ulang atau terus-menerus dan statik akan menimbulkan spasme, sehingga sirkulasi darah menjadi tidak lancar. Hal ini akan menyebabkan penumpukan Asam laktat dan zat-zat kimia seperti bradikinin dan histamin
e. Dengan penumpukan zat-zat tersebut akan merangsang ujung-ujung saraf sensoris atau saraf nyeri (nosiseptor) dan akan dihantarkan ke medulla spinalis selanjutnya oleh saraf acendent disampaikan ke otak dan akan diinterprestasikan yaitu rasa nyeri. Dengan adanya rasa nyeri tadi bisa mengakibatkan spasme otot yang merupakan perlindungan dari adanya nyeri, dan penderita akan membatasi pergerakkannya terutama yang menimbulkan rasa nyeri. Selanjutnya dalam jangka waktu lama dapat timbul kelemahan
otot yang akhirnya menimbulkan gangguan fungsi dan gerak yang berhubungan dengan fungsi tangan kiri.
CTS terjadi bila saraf medianus mengalami kompresi dalam struktur anatomis terowongan karpal. Kompresi dapat disebabkan oleh meningkatnya volume dalam terowongan karpal, pembesaran saraf medianus, atau berkurangnya area cross-sectional dalam terowongan karpal. Dari ketiga penyebab ini, yang menjadi penyebab terbanyak adalah meningkatnya volume terowongan karpal, namun apa yang menjadi penyebab peningkatan volume ini masih belum jelas hingga saat ini. Diduga salah satu penyebab adalah tenosinovitis akibat trauma berulang
(Phallen, 1951; Nissen, 195; Hybinette, 1975). Gerakan flexi-extensi berulang dan terus menerus pada pergelangan tangan dan jari-jari akan meningkatkan tekanan pada tendon yang mengakibatkan terjadinya tenosinovitis dan selanjutnya menyebabkan kompresi pada saraf medianus. Fuchs, Nathan, dan Mayers (1991), menemukan adanya proses inflamasi pada 10 % pasien, sedangkan pada penelitian lain ditemukan adanya oedema pada 7 % pasien (Cailliet, 1994).
Kompresi ringan pada saraf tepi akan menurunkan aliran darah epineural. Transport aksonal akan terganggu, akibat kompresi aksonal tekanan dalam endoneural akan meningkatkan dan menyebabkan parestesia. Oleh Caillet (1994), kelainan saraf ini dikategorikan menjadi dua stadium, yaitu :
a. Stadium I
Distensi kapiler intrafasikuler akan meningkatkan tekanan intrafasikuler sehingga menimbulkan konstriksi kapiler. Selanjutnya terjadi gangguan nutrisi dan hipereksitabilitas serabut saraf. Jika tekanan terus menerus hingga mengganggu sirkulasi vena, akan terjadi oedema sehingga terjadi gangguan saraf lebih lanjut.
b. Stadium II
Terjadi kompresi kapiler sehingga menyebabkan anoksia dan berakibat kerusakan endotel kapiler. Protein masuk ke dalam jaringan dan menyebabkan terjadinya oedem lebih lanjut. Protein tidak dapat keluar melalui perineurium sehingga terjadi akumulasi cairan dalam endoneurial yang akan menghambat metabolisme dan nutrisi aksonal. Proliferasi fibroblas terjadi akibat iskemia ini dan terbentuk jaringan parut yang akan menyebabkan kontriksi jaringan lunak sekitarnya. Pada stadium akhir ini, lesi saraf dapat menjadi ireversibel dan menyebabkan gannguan sensorik dan motorik permanen.
5. Tanda Dan Gejala Klinis
Umumnya keluhan timbul berangsur-angsur dan yang spesifik adalah :
a. Rasa nyeri di tangan yang biasanya timbul di malam atau pagi hari dan penderita sering terbangun karena nyeri ini. Penderita sering berusaha sendiri mengatasi keluhannya dengan meninggikan letak tangannya, dengan menggerak-gerakkan tangan atau mengurut, ternyata rasa nyeri dapat dikurangi. Keluhan juga berkurang bila tangan/pergelangan lebih banyak istirahat dan sebaliknya.
b. Rasa kebas, semutan, kurang berasa, tingling (seperti kena strom) biasanya jari 1, 2, 3 dan ½ jari ke 4 tapi tak pernah keluhan pada jari 5.
c. Kadang-kadang rasa nyeri dapat terasa sampai lengan atas dan leher, tapi rasa kebas, semutan hanya terbatas distal pergelangan tangan saja.
d. Jari-jari, tangan dan pergelangan bengkak dan kaku terutama pagi hari dan menghilang setelah mengerjakan sesuatu.
e. Gerakan jari kurang terampil seperti menyulam/memungut benda kecil.
f. Ada juga penderita yang datang dengan keluhan otot telapak tangannya mengecil dan makin lama makin ciut.
Tanda-tanda yang dapat ditemukan secara umum (Sidharta, 1996) :
a. Test tinnel positif
b. Nyeri di sendi-sendi interphalangeal
c. Kelemahan otot-otot yang disyarafi nervus medianus (tahap lanjut).
d. Hipotropi otot-otot thenar merupakan manifestasi lebih lanjut
6. Klasifikasi CTS
Menurut Kazt (1990), kriteria diagnostik dibuat berdasarkan pengalaman klinis para paneliti, banyak gejala pasien ditemukan pada perbatasan dari kelas klasifikasi yang satu dengan yang lainnya.
a. Derajad 0 : Asimtomatik
1) Tidak ada gejala dan tanda CTS
2) Pemeriksaan konduksi saraf sensorik dan motorik
mungkin ditemukan kelainan pada sekitar 20 % populasi
3) Tidak memerlukan terapi
b. Derajat 1 : Simtomatik Intermiten
1) Parastesia tangan intermiten
2) Tidak ada defisit neurologis
3) Salah satu tes provokasi mungkin positif
4) Pemeriksaan konduksi saraf sensorik dan motorik mungkin tidak normal
5) Terapi konservatif
c. Derajad 2 : Simtomatik Persisten
1) Defisit neurologis sesuai dengan distribusi saraf medianus
2) Tes provokasi positif
3) Pemeriksaan konduksi saraf sensorik dan motorik tidak normal
4) Terapi konservatif atau operatif
d. Derajad 3 : Berat
1) Atrofi otot thenar
2) Pemeriksaan elektromiografis: fibrilasi atau neuropati unit motorik
3) Terapi operatif
Komplikasi yang mungkin timbul pada Carpal Tunnel Sindroma (CTS) oleh karena kompresi antara lain : (1). Athrofi otot-otot thenar, (2). Gangguan sensorik yang mengenai bagian radial telapak tangan serta sisi palmar dari tiga jari tangan yang pertama, (3). Deformitas “ape hand” (ibu jari sebidang dengan tangan dan athropi otot-otot thenar ), tidak mampu menjauhkan atau memflexikan ibu jari/melakukan abduksi dalam bidangnya sendiri, gengggaman tangan melemah, terutama ibu jari dan telunjuk, dan jari-jari ini cenderung mengadakan hyperextensi dan ibu jari abduksi, tidak mampu memfleksikan phalank distal ibu jari dan jari telunjuk.
8. Diagnosa

Diagnosa medis merupakan diagnosa yang diberikan dokter. Dalam pemeriksaan dijumpai adanya keluhan nyeri gerak daerah medianus pergelangan tangan flexi, test phalen dan test tinnel. Seluruh pemeriksaan diatas dilakukan pada kedua tangan, sehingga dalam kasus ini diagnosa medis sebagai Carpal Tunnel Syindrome.

Diagnosa STK ditegakkan selain berdasarkan gejala-gejala di atas juga didukung oleh beberapa pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan menyeluruh pada penderita dengan perhatian khusus pada fungsi, motorik, sensorik dan otonom tangan. Beberapa pemeriksaan dan tes provokasi yang dapat membantu menegakkan diagnosa STK adalah :
a) Flick's sign. Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan atau menggerak-gerakkan jari-jarinya. Bila keluhan berkurang atau menghilang akan menyokong diagnosa STK. Harus diingat bahwa tanda ini juga dapat dijumpai pada penyakit Raynaud.
b) Thenar wasting. Pada inspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanya atrofi otot-otot thenar.
c) Menilai kekuatan dan ketrampilan serta kekuatan otot secara manual maupun dengan alat dinamometer. Penderita diminta untuk melakukan abduksi maksimal palmar lalu ujung jari 1 dipertemukan dengan ujung jari lainnya. Di nilai juga kekuatan jepitan pada ujung jari-jari tersebut. Ketrampilan/ketepatan dinilai dengan meminta penderita melakukan gerakan yang rumit seperti menulis atau menyulam.
d) Wrist extension test. Penderita melakukan ekstensi tangan secara maksimal, sebaiknya dilakukan serentak pada kedua tangan sehingga dapat dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul gejala-gejala seperti STK, maka tes ini menyokong diagnosa STK.
e) Phalen's test. Penderita melakukan fleksi tangan secara maksimal. Bila dalam waktu 60 detik timbul gejala seperti STK, tes ini menyokong diagnosa. Beberapa penulis berpendapat bahwa tes ini sangat sensitif untuk menegakkan diagnosa STK.
f) Torniquet test. Dilakukan pemasangan tomiquet dengan menggunakan tensimeter di atas siku dengan tekanan sedikit di atas tekanan sistolik. Bila dalam 1 menit timbul gejala seperti STK, tes ini menyokong diagnosa.
g) Tinel's sign. Tes ini mendukung diagnosa hila timbul parestesia atau nyeri pada daerah distribusi nervus medianus kalau dilakukan perkusi pada terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit dorsofleksi.
h) Pressure test. Nervus medianus ditekan di terowongan karpal dengan menggunakan ibu jari. Bila dalam waktu kurang dari 120 detik timbul gejala seperti STK, tes ini menyokong diagnosa.
i) Luthy's sign (bottle's sign). Penderita diminta melingkarkan ibu jari dan jari telunjuknya pada botol atau gelas. Bila kulit tangan penderita tidak dapat menyentuh dindingnya dengan rapat, tes dinyatakan positif dan mendukung diagnosa.
j) Pemeriksaan sensibilitas. Bila penderita tidak dapat membedakan dua titik (two-point discrimination) pada jarak lebih dari 6 mm di daerah nervus medianus, tes dianggap positif dan menyokong diagnosa.
k) Pemeriksaan fungsi otonom. Diperhatikan apakah ada perbedaan keringat, kulit yang kering atau licin yang terbatas pada daerah innervasi nervus medianus. Bila ada akan mendukung diagnosa STK.
9. Diagnosa Banding
Sebagai diagnosis banding pada syndrome ini adalah kondisi-kondisi seperti Cervical Spondylosis, ditandai adanya : (a) Kerusakan radiks multiple, kadang asimetris, mengenai anggota gerak atas disertai atropi otot dan hiporeflexi pada daerah persyarafan radiks terkait, (b) Penekanan medulla spinalis daerah cervical, terlihat hiper-reflexi anggota gerak bawah, reflek patologis dan selanjutnya kelemahan anggota gerak bawah. Perlu diingat bahwa gejala gangguan sensorik pada tangan disertai spastisitas anggota gerak bawah terjadi pada penderita diatas 50 tahun dapat disebabkan oleh spondilasis cervicalis dengan mielopati, sempat dapat dibuktikan bahwa bukan karena itu (periksa kadar vitamib B12). Gejala serupa dapat juga disebabkan oleh tumor pada foramen magnum atau kelainan fossa posterior yang dikenal sebagai malformasi chiari terutama pada penderita usia muda.
Syndrome “ Thorachic outlet” ini merupakan gejala dan tanda yang terjadi akibat penekanan arteri subclavia dan plexus brakhialis pada pintu atas rongga dada antara costa pertama dengan klavikula. Sindroma ini terdiri dari rasa nyeri dan paresthesia pada leher, bahu, lengan dan tangan ( C8-T1), kelemahan tangan, perubahan warna kulit tangan yaitu jari-jari menjadi pucat, dan pada penggunaan anggota gerak atas gejala- gejala tersebut makin jelas.
10. Prognosis
Mayoritas para penderita CTS mengeluh tentang nyeri disendi-sendi interphalangeal. Hypertrophy otot-otot thenar merupakan manifestasi lanjut dari CTS. Sesekali fenomena Reynold terdapat pada penderita CTS. Pada kasus CTS ringan dengan terapi konservatif umumnya prognosa baik, secara umum prognosa post operasi juga baik (18 bulan). Adapun komplikasi yang timbul setelah operasi dijumpai adanya kelemahan dan hilangnya sensibilitas yang persisten di daerah disribusi nervus medianus. Komplikasi yang paling berat adalah reflex sympathetic dystrophy yang ditandai dengan nyeri hebat, hiperalgesia, disestesia dan gangguan tropik. Sekalipun prognosa CTS dengan terapi konservatif cukup baik, tetapi resiko untuk kambuh kembali masih tetap ada. Bila terjadi kekambuhan, prosedur terapi baik konservatif atau operatif dapat diulangi kembali.
11. Penatalasanaan Fisioterapi
Pemeriksaan subyektif meliputi keluhan utama dan riwayat penyakit sekarang, onset terasa, riwayat penyakit dahulu seperti trauma pada daerah lengan bawah hingga tangan, faktor pencetus, lokasi nyeri setempat pada siku dan tangan atau mungkin terdapat keluhan pada daerah leher, interpretasi sifat dan kualitas nyeri selama 24 jam, aktifitas fisik yang dapat memperberat atau memperingan nyeri, riwayat perjalanan nyeri yang menetap terus – menerus atau kumat – kumatan, apakah mengganggu aktifitas fungsional keseharian, sosial dan pekerjaan.
Pemeriksaan obyektif meliputi inspeksi postur leher, atropi otot – otot yang diinnervasi saraf medianus, tropic change, ekspresi wajah saat gerakan dengan menggunakan tangan kanan seperti : menggenggam atau menjumput.
Pemeriksaan neurologis untuk mengidentifikasi defisit sensoris dan motoris meliputi : reflek fisiologis dan patologis.
Pemeriksaan khusus meliputi :
1. Derajat nyeri dengan Visual Analogue Scale (VAS)
Pasien diminta menunjukkan derajat nyeri pada garis sepanjang 10 cm, dimana titik ujung 0 menunjukkan tidak nyeri dan titik ujung 100 menunjukkan nyeri tak tertahankan, jarak antara titik ujung 0 dengan titik yang ditunjuk pasien merupakan gambaran derajat nyeri yang dirasakan pasien.
2. Tes Traksi dan Distraksi Cervical
Dilakukan tes traksi dan distraksi/kompresi pada cervical selama 5 detik pada posisi rotasi, lateral fleksi dan ekstensi.
3. Tes Phalen`s
Tangan pasien pada posisi palmar fleksi full ROM dipertahankan selama kira-kira 30 detik. Jika muncul keluhan nyeri dalam waktu tersebut mengindikasikan bahwa hasil tes positif.
4. Tes Prayer`s
Tangan pasien pada posisi dorsi fleksi full ROM dipertahankan selama kira – kira 30 detik. Jika muncul keluhan nyeri dalam waktu tersebut mengindikasikan bahwa hasil tes positif.
5. Tes Tinel
Tes ini mendukung diagnosa jika timbul parestesia atau nyeri pada daerah distribusi nervus medianus kalau dilakukan perkusi pada carpal tunnel dengan posisi tangan sedikit dorsi fleksi. Jika muncul keluhan nyeri yang menjalar sepanjang distribusi saraf medianus mengindikasikan bahwa hasil tes positif.
6. Median Nerve Test (ULTT 1)
Depresi bahu dengan fleksi siku hingga 90°, abduksi bahu dengan fleksi siku hingga 90°, eksorotasi bahu, siku dan jari ekstensi dengan lengan bawah supinasi dan siku ekstensi. Setiap gerakan dilakukan sampai titik uncomfortable melalui feedback dari pasien (Ekstrom dan Holden, 2002).
7. Radial Nerve Test (ULTT 2)
Depresi bahu dengan siku difleksikan hingga 90° diikuti pronasi lengan bawah, ekstensi siku, fleksi siku dan jari lalu abduksi bahu.
a) Problematik Fisioterapi
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan tersebut maka problematik fisioterapinya adalah :
1. Impairment
Nyeri, spasme otot, penurunan kekuatan otot, tropic change.
2. Functional Limitation
Keterbatasan fungsional berupa gangguan aktifitas saat berkendara sepeda motor, memasak, mencuci, menyapu dan gangguan menggenggam.
3. Disability / Participation Restriction
Merupakan ketidakmampuan pasien dalam melakukan aktifitas yang berhubungan dengan pekerjaan, hobi dan interaksi sosial. Pada kasus carpal tunnel syndrome tidak mengganggu aktifitas bekerja, hobi dan interaksi sosialnya.
b) Intervensi Fisioterapi
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus carpal tunnel syndrome untuk mengurangi nyeri sangat beragam, tetapi disini penulis hanya menggunakan Microwave diathermi, ultrasonik, dan mobilisasi saraf tepi.
1. Microwave Diathermi (MWD)
Seperti layaknya shortwave diathermy, pada microwave diathermy masih terjadi perdebatan mengenai efek terapeutik secara spesifik, tidak ada bukti jelas yang mendukung selain efek panas/termal.
McMeeken dan Bell tahun 1990 mengaplikasikan MWD pada dosis klinis terjadi peningkatan temperatur kulit sebesar 10° dan aliran darah dalam dan superfisial lengan bawah dan tangan pada subyek normal, respon tersebut berlangsung hingga 20 menit setelah aplikasi (Low, 2000).
Pada pemberian MWD terjadi peningkatan temperatur intramuskular diikuti peningkatan aliran darah sebesar 85% pada anjing setelah paparan MWD selama 15 menit, yang hanya terjadi setelah mencapai ambang rangsang temperatur kritis (Low, 2000).
2. Ultrasonik
Terjadinya destruksi sel pada penggunaan pulsed-ultrasound 1 MHz dengan aplikasi underwater dosis equivalent intensitas 0,08 W/cm², sedang Fahnestock et al, (1989) dikutip Baker et al (2001) melaporkan terjadinya sel lisis atau permeabilisasi sel setelah paparan pada neuroblastoma dengan frekuensi 1 MHz kontinyus ultrasonik spatial peak dose 1 W/cm². Kerusakan sel terjadi in vitro dikarenakan kavitasi, yang tidak termasuk dalam faktor intensitas terapeutik (Harvey et al, 1987 yang dikutip Baker et al, 2001).
Efek biofisika ultrasonik terbagi menjadi efek termal dan non-termal. Efek termal yang menghasilkan panas dapat meningkatkan aktifitas metabolik, aliran darah dan efek analgesik pada saraf, serta diklaim juga meningkatkan ekstensibilitas jaringan kolagen (Baker et al, 2001). Sedang efek non-termal yaitu terjadinya kavitasi.
Tidak ada bukti langsung ultrasonik bermanfaat terhadap permeabilitas membran, tetapi adanya perubahan sintesis protein, degranulasi mast sel, produksi growth factor, uptake kalsium dan mobilitas fibroblast (ter Haar, 1999 dikutip Baker et al, 2001). Perubahan permeabilitas membran sel darah merah pada tempat homogen yang didasarkan pada deteksi peningkatan potasium ekstraseluler setelah paparan ultrasonik kontinyus 1 MHz intensitas 0,5 – 3 W/cm², perubahan tersebut juga dapat menyebabkan mikrotrauma (Lota dan Darling, 1955 dikutip Baker et al, 2001). Tidak hanya trauma mekanik yang menyebabkan mast sel degranulasi, tetapi ultrasonik juga meningkatkan permeabilitas membran sel pasif, kerusakan dasar membran merangsang angiogenesis (Hanahan, 1996 dikutip Baker et al 2001).
Penelitian pada otot manusia menunjukkan bahwa setelah 10 menit aplikasi ultrasonik kontinyus 1 MHz intensitas 1,5 W/cm² dengan 20 cm² aplikasi tranduser pada daerah kulit seluas 80 cm², temperatur gastrocnemius pada kedalaman 3 cm meningkat 5°C (Draper et al, 1993 dikutip Baker et al, 2001). Pada penelitian in vivo hingga 1997, hanya satu penelitian tentang efek pemanasan ultrasonik pada ekstensibilitas ligamen. Penelitian yang dilakukan pada ligamen collateral lateral dan medial dengan dosis klinis 1,5 W/cm², 1 MHz selama 8 menit, terjadi peningkatan ekstensibilitas tetapi peningkatannya tidak signifikan (Reed, 1997 dikutip Baker et al, 2001).
Penelitian yang terbaru membandingkan antara ultrasonik dengan laser terapi pada penderita carpal tunnel syndrome, dimana ultrasonik lebih efektif dalam perbaikan tingkat nyeri yang sebanding dengan pemberian splinting atau suntikan kortikosteroid tetapi tidak termasuk komplikasi atau keterbatasannya (Burk et al, 1994 dikutip Bakhtiary dan Rashidy, 2004). Ultrasonik mungkin dapat mempercepat proses penyembuhan pada kerusakan jaringan, dimana mekanisme terjadinya terbukti dalam penelitian yang dilakukan Bakhtiary dan Rashidy (2004) yang membandingkan antara ultrasonik dan laser terapi dimana ultrasonik lebih signifikan dalam mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan menggenggam, merubah parameter elektrofisiologi saraf kearah normal dibandingkan dengan laser terapi pada pasien dengan carpal tunnel syndrome ringan hingga sedang.
US digunakan untuk terapi dalam penelitian ini adalah frekuensi 1 MHz, diberikan secara continuous, dengan intensitas 0,5 watt/cm2 , diberikan dalam waktu 6 menit.. Adapun pengaruh gelombang US yang diharapkan terhadap proses peradangan dan perbaikan jaringan seperti pada sindroma lorong karpal adalah : (1) untuk dapat mempercepat proses inflamasi normal dengan meningkatkan produksi dan pelepasan wound-healing factors, (2) dapat meningkatkan proses sintesa collagen dan meningkatkan permeabilitas membran sel, hal tersebut akan menyebabkan lebih banyak collagen yang terbentuk dan juga meningkatkan tensile strength pada ligamen, (3) dapat memperbaiki extensibilitas jaringan collagen yang telah terbentuk setelah proses inflamasi, (4) dapat terjadi capillary hyperaemia dengan pelepasan histamine-like substances yang akan membantu pengangkutan dan mengurangi pengaruh algogenic chemicals yang dihasilkan selama proses inflamasi, sehingga dapat mengurangi nyeri. (Wadsworth, 1981 )
3. Median Nerve Mobilisation (ULTT 1)
Tidak ada bukti penelitian bahwa saraf dalam sekali mobilisasi dapat bergerak kembali dari keterbatasannya (Ekstrom dan Holden, 2002). Penelitian pada 15 cadaver menunjukkan bahwa saraf medianus dan ulnaris bergerak longitudinal pada siku rata – rata 7,3 mm dan 9,8 mm, masing – masing dilakukan full fleksi – ekstensi siku. Saraf medianus terjadi longitudinal gliding pada wrist dengan full arc wrist fleksi dan ekstensi dengan nilai 15,5 mm dan saraf ulnaris 14,8 mm (Wilgis dan Murphy, 1986 dikutip Ekstrom dan Holden, 2002).
Mobilisasi saraf medianus menggunakan 5 gerakan sekuensi, yaitu : depresi shoulder girdle dengan fleksi siku hingga 90°, abduksi bahu dengan fleksi siku hingga 90°, eksorotasi bahu, pergelangan tangan dan jari ekstensi dengan lengan bawah supinasi dan siku ekstensi. Setiap gerakan dilakukan sampai titik uncomfortable melalui feedback dari pasien dan kemudian release hanya pada titik dimana tekanan uncomfortable terasa (Ekstrom dan Holden, 2002)
Mobilisasi dilakukan secara gentle, ekstensi siku selama 2 detik hingga pasien merasakan tekanan tetapi tidak nyeri, kemudian fleksi siku hingga titik dimana pasien tidak merasakan tekanan, ulangi sebanyak 6 – 7 gerakan mobilisasi (Ekstrom dan Holden, 2002).

Sabtu, 17 September 2011

ADA APA DENGAN MIMPI??

Di mana Anda dapat merasakan rasanya terbang? Pergi ke masa lalu? Pergi ke suatu tempat wisata yang sangat indah? Atau bertemu dengan idola Anda? Semua dapat saja terjadi dalam mimpi. Anda akan merasakan perasaan yang sangat nyata kala bermimpi. Mengapa kita bermimpi? Apa yang terjadi saat bermimpi?

Bagaimana Proses Sebuah Mimpi?

Mimpi berkaitan erat dengan tidur. Terjadinya mimpi dan apa yang diimpikan kadangkala menjadi pertanyaan yang membuat penasaran, sehingga ada baiknya Anda mengetahui apa yang terjadi saat kita tidur.
Setiap tertidur, umumnya kita pasti bermimpi. Dalam jangka waktu tidur 8 jam, rata-rata seseorang mengalami mimpi selama 100 menit. Hanya saja, kebanyakan dari mimpi yang terjadi tidak diingat. Ada sekitar 95% mimpi yang tidak diingat. Mimpi terjadi pada saat tidur REM (Rapid Eye Movement) dari suatu siklus tidur. Sedangkan mimpi yang kita ingat biasanya mimpi yang terjadi beberapa saat sebelum bangun dari tidur.

Mengapa Bermimpi?

Yang menyebabkan kita mengalami mimpi adalah otak. Sebagai pusat dari aktivitas, otak selalu mendapat pesan dari panca indera dan mengatur kegiatan apa yang akan dilakukan pada waktu tidak tidur. Misalnya otak menerjemahkan warna dinding coklat, otak membantu mengenali rasa dari makanan yang dimakan, dan masih banyak lagi berbagai peran lainnya dari otak.
Pada saat tertidur, panca indera dari tubuh Anda tidak bekerja, tetapi otak tetap bekerja, bahkan otak akan lebih aktif saat kita bermimpi daripada saat kita terbangun dan beraktivitas. Oleh karena itu, otak dapat menciptakan gambaran-gambaran berupa imajinasi tanpa ada peranan panca indera. Inilah mimpi.
Uniknya, pada saat bermimpi, otot-otot dalam keadaan tidak aktif sehingga mencegah kita memerankan apa yang dialami dalam mimpi. Walaupun, mimpi tampak sangat nyata tetapi dengan tidak berfungsinya otot membantu agar kita tidak menciderai diri sendiri atau orang lain.

Mimpi Apa Semalam?

Apa yang menyebabkan saya bermimpi seperti itu? Mungkin itu pertanyaan yang ada di benak Anda saat bermimpi tentang sesuatu. Apa yang akan kita mimpikan bergantung pada beberapa hal. Kesan dan hal yang sangat membekas dalam ingatan kita ketika tidak tidur dapat menjadi salah satu faktor. Rutinitas yang kita jalani juga dapat menyebabkan hal yang akan kita mimpikan. Misalnya, pekerjaan kantor yang berat membuat kita bermimpi tentang pekerjaan.
Kadangkala, kita mendapatkan mimpi mengenai solusi dari persoalan yang dihadapi. Misalnya, kita bermimpi tentang jawaban suatu soal ujian. Hal ini merupakan bukti bahwa pada saat tidur, proses berpikir tetap dapat berlangsung.
Mimpi yang sering dianggap sebagai bunga tidur memang merupakan sesuatu yang unik yang menyertai tidur. Kegiatan tidur sendiri sangat penting untuk memerbaiki sel-sel tubuh, membuang zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh dan memulihkan otak. Reorganisai otak berlangsung dan kegiatan memerbaiki mental saat tidur mimpi atau tidur REM. Itulah sebabnya, jika Anda kurang tidur, pikiran terasa kacau. Maka, tidur dan mimpi dapat menyegarkan pikiran Anda.

BERIKUT MACAM-MACAM TIDUR NI GAN


Tidur Tenang atau Non-REM

Selama siklus tidur kita akan mengalami 2 macam keadaan tidur yaitu keadaan tidur tenang dan keadaan tidur aktif. Tidur tenang sering dikenal dengan istilah tidur NREM atau Non-REM (No Rapid Eye Movement atau Tidak Ada Gerakan Mata yang Cepat).
Saat tidur tenang atau NREM atau Non-REM, tubuh seseorang akan mengalami kegiatan yang tenang. Denyut nadi, pernapasan dan tekanan darah tubuh akan bergerak lebih tenang dan teratur. Ini adalah proses di mana tubuh memulihkan tubuh. Otot-otot, kelenjar tubuh dan susunan tubuh diperbaiki. Zat-zat yang tidak berguna akan dibuang dari tubuh. Pada saat tidur tenang juga terjadi penggabungan protein-protein yang akan digunakan pada saat tidur aktif.
Pada keadaan tidur tenang atau NREM atau Non-REM, seseorang akan mengalami 4 tahap. Berikut ini tahapan yang terjadi ketika Anda mulai tertidur.
  • Tidur Ringan

    Saat pertama kali seseorang mulai tertidur, Anda memasuki tahap pertama di mana Anda mengalami tidur ringan atau tidur dangkal, di mana otot tubuh akan mengendur dan gelombang otak akan bergerak tidak beraturan. Pada tahap ini biasanya dimulai ketika Anda mengantuk dan tertidur. Tahap pertama berlangsung selama 30 detik sampai 7 menit pertama tidur Anda.
  • Tidur Sebenarnya

    Selanjutnya, Anda akan memasuki tahap kedua yaitu tidur sebenarnya, di mana gelombang otak membesar, pecahan-pecahan pikiran dan gambar-gambar mungkin bermunculan dan bergerak di pikiran kita tetapi kita tidak menyadarinya, bahkan Anda sudah tidak sadar dengan keadaan di sekeliling Anda. Tahap kedua berlangsung selama 20 persen dari seluruh waktu tidur Anda.
  • Tidur Lebih Pulas

    Tahap ketiga tidur Anda semakin lelap. Pada tahap ini, tubuh Anda mulai sulit dibangunkan karena sudah terlelap.
  • Tidur Terpulas

    Tahap keempat merupakan tahap tidur paling pulas. Pada tahap ini, otak memproduksi gelombang besar, sebagian besar darah dialirkan ke otot, terjadi pemulihan dan perbaikan fungsi tubuh. Hormon pertumbuhan dihasilkan dan terjadi proses pertumbuhan berlangsung pada tahap ini. Tahap ketiga dan keempat berlangsung selama 50 persen dari seluruh waktu tidur kita.

    Jika saat tertidur, kita tidak bisa memasuki tahap ketiga dan keempat, maka kemungkinan besar saat terbangun kita akan merasa letih bahkan bisa depresi.
Selesai memasuki tahap keempat, Anda akan mengalami tahap pertama kembali, memasuki tahap kedua dan seterusnya. Siklus ini akan berulang beberapa kali. Pada umumnya pengulangan siklus ini berlangsung selama 3 sampai 5 kali. Lamanya 1 kali siklus membutuhkan waktu sekitar 90 sampai 110 menit.

Tidur Aktif atau REM

Setiap siklus tidur tenang atau NREM akan diakhiri dengan tidur aktif atau REM (Rapid Eye Movement atau Gerakan Mata Cepat). Kebalikan dari tidur tenang, denyut nadi, pernapasan, tekanan darah dan aktivitas lainnya berlangsung dengan lebih aktif, cepat dan tidak teratur. Darah dialirkan ke otak dan gelombang otak. Anda dapat melihat seseorang mengalami periode saat saat melihat tonjolan mata bergerak ke kiri dan ke kanan karena memang pada tidur REM, mata bergerak cepat ke kiri dan ke kanan.
Pada saat tidur aktif atau REM inilah seseorang mengalami mimpi yang sebagian besar tidak akan diingat pada saat bangun dari tidur. Anda juga mengalami imobilitas yaitu tidak dapat menggerakkan otot-otot Anda. Hal ini yang berguna agar Anda tidak bergerak sesuai mimpi Anda sehingga membahayakan Anda. Biasanya seseorang mengalami mimpi kira-kira setiap 90 menit sekali dalam sebuah siklus tidur.
Periode tidur aktif berlangsung selama 25 persen dari keseluruhan periode tidur kita. Pada saat tidur aktif atau REM, tubuh memulihkan fungsi-fungsi tertentu dari otak dan juga memperbaiki mental. Pada saat ini pikiran akan memilih, mengolah, mengorganisasi, menghapus hal-hal yang tidak penting dan menyimpan keterangan yang dialami pada hari sebelumnya seperti saat seseorang merekam film dan akan mempersiapkan otak dan pikiran untuk menerima keterangan baru esok harinya. Saat tidur aktif, otak akan menghapus memori jangka pendek atau data tidak penting dan mempertahankan ingatan jangka panjang. Inilah yang membuat setelah tidur, pikiran terasa lebih segar karena tersedia lebih banyak memori otak untuk digunakan lagi.
Selain itu, selama Anda tertidur, tubuh menghasilkan sel T yang akan melawan patogen atau bibit penyakit. Dan saat tertidur, tubuh juga menghasilkan hormon leptin untuk mengatur nafsu makan.
Agar tubuh merasakan manfaat baik dari tidur, seseorang harus mengalami semua proses tidur tersebut dan dalam waktu yang cukup. Jika kita kurang tidur, akan sulit berkonsentrasi, kehilangan memori, dan kosa kata, penurunan kesanggupan berpikir analitis, dan kehilangan kreativitas. Bahkan kurang tidur bisa meningkatkan kekhawatiran dan depresi. Maka, berupayalah agar Anda cukup tidur setiap hari dan rasakan manfaatnya.

DAN BERIKUT INI,TIPS AGAR TIDUR AGAN-AGAN NYENYAK ^^

Ada banyak yang dilakukan saat kita tidur. Saat tidur, tubuh kita juga memperbaiki sel-sel yang rusak dalam tubuh juga membuat pikiran kita menjadi lebih tenang. Kurang tidur dapat menyebabkan emosi yang tidak stabil, lelah, berkurangnya kemampuan berpikir. Sayangnya, banyak orang yang merasa sulit tidur saat malam hari. Walaupun sudah berniat untuk tidur, tapi mata tidak bisa terpejam dan tidak ada rasa kantuk. Bagaimana agar Anda dapat menikmati tidur nyenyak di malam hari?

Jangan makan berlebihan saat malam hari

Usahakan agar makan malam Anda tidak melewati pukul 19.00. Perut yang penuh menyebabkan tubuh masih melakukan proses pencernaan, sehingga tubuh belum beristirahat. Walau bukan makanan berat, kurangi juga konsumsi makanan ringan di malam hari.

Jangan melakukan kegiatan yang menyita mental dan pikiran saat menjelang tidur

Kegiatan atau pekerjaan yang membutuhkan pertimbangan dapat menyebabkan Anda sulit tidur. Perdebatan yang dilakukan malam hari juga menimbulkan efek yang serupa. Jadi, jangan biarkan kegiatan itu dilakukan setelah jam 20.30 malam.

Mandi dengan air panas

Kegiatan ini dapat membuat tubuh lebih rileks sehingga Anda bisa tidur lebih cepat. Mandi dengan air panas ini dapat Anda lakukan 1 jam sebelum tidur.

Minum susu panas

Ini juga dapat membantu tubuh lebih santai dan tidur Anda semakin nyenyak.

Matikan lampu

Saat menjelang tidur, matikan lampu kamar Anda. Bila Anda terbiasa tidur malam dan ingin tidur lebih cepat, maka upayakan agar Anda sudah berada di kamar setengah jam dari waktu yang Anda tentukan, matikan lampu dan cobalah untuk pejamkan mata.

Gunakan wewangian atau musik slow

Anda dapat menggunakan aroma terapi agar lebih tenang. Bila memungkinkan, nyalakan musik slow yang dapat membantu Anda rileks.

Membaca buku

Buku yang dibaca hendaknya bukan buku-buku yang memberatkan pikiran seperti buku cerita romantis. Tetapi, pilihlah buku-buku yang memuat hal-hal yang inspiratif.

Rasakan tubuh Anda

Saat berada di tempat tidur, rasakan tubuh Anda. Ini akan membantu Anda menyadari bahwa Anda telah siap untuk tidur.

Atur napas

Dengan menarik napas dalam dan mengaturnya, Anda dapat terbiasa dan sama dengan saat Anda telah tidur nyenyak.

Tulis Buku Harian (Diary)

Menulis buku harian sebelum tidur juga dapat membuat Anda menikmati tidur yang nyenyak. Dengan menulis buku harian, Anda seolah-olah sedang men-download pikiran Anda dan akan meringankan beban pikiran yang membuat pikiran lebih tenang dan tidurpun menjadi lebih nyenyak.

Sabtu, 03 September 2011

MENGENAL DIABETES MELITUS YUUKK GAN..

Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hyperglikemia (kadar -
gula darah tinggi) yang kronik disertai berbagai kelainan meta
bolik akibat gangguan hormonal.
[Image]
Akibat gangguan hormonal tsb dapat
menimbulkan komplikasi pada mata se
perti katarak ,ginjal (nefropati) ,saraf
dan pembuluh darah.
Ada dua type DM ,yang pertama adalah
yang tergantung dengan insulin ,type ini biasanya disebabkan karena destruksi
dari sel beta langerhans akibat proses
auto imun.
Sedangkan type yang kedua adalah DM yang tidak tergantung
pada insulin akibat dari kegagalan relatif sel beta langerhans.

Gejalanya :
Biasanya akan terdapat gejala banyak buang air kecil ,terutama
pada malam hari ,sehingga penderita akan berulang kali bangun
sebelum pagi hanya untuk ke kamar kecil.
Selain itu juga akan merasa cepat lapar dan akan merasa lapar
lagi walau belum beberapa lama.
Merasa haus walau belum beberapa lama kamu minum .
Gejala lain yang sering juga dikeluhkan adalah sering kesemutan
gatal ,mata kabur sehingga cepat gati kacamata , disfungsi
ereksi ,gatal-gatal pada vulva vagina.
Banyak makan tapi badan menjadi kurus ,orang gemuk dengan
cepat menjadi kurus.

Pemeriksaan Penunjang ;
Biasanya Dokter akan mengaunjurkan pemeriksaan gula darah
puasa ,untuk menentukan kadar gula dalam darah
Gula darah puasa ,normal < 110 mg/dl
2 jam sesudah makan normal < 200 mg/dl

Bila nialai hasil pemeriksaan laboratorium lebih tinggi dari angka
normal ,maka ia dapat dinyatakan menderita DM.

Pengobatan :
Bila hasil laboratorium gula darah tidak terlalu jauh dari angka
normal , maka dokter akan menganjurkan diet rendah kalori
terlebih dahulu dan olah raga secara teratur.
Bila telah melakukan diet dan olah raga kadar gula darah masih
juga tinggi ,maka biasanya dokter akan memberikan obat
anti diabet atau OAD.

Obat-obat Diabet yang beredar dipasaran al : Daonil , Amaryl
Glucophage , Diamicron dsb.

tentunya ini hanya Dokter yang boleh meresepkannya.
PERINGATAN GAN!! JANGAN SEMBARANG MINUM OBAT ANTI DIABET !!!
tanpa rekomendasi dari  Pak Dokter ,karena dapat berakibat
FATALLL CUII !!

MANFAAT TERAPI AIR PUTIH BAGI KESEHATAN KITA

Di Jepang sekarang ini sangat popular sekali trend minum air segera setelah Bangun pagi. Apalagi, test ilmiah telah membuktikan keampuhannya. Kami memberikan deskripsi penggunaan air kepada pembaca kami dibawah ini. Terapi air Putih ini telah dibuktikan sukses oleh kumpulan pengobatan Jepang untuk penyakit lama dan serius dan juga penyakit moderen. Adapun manfaat dari air itu sangat banyak, diantaranya dalam daftar dibawah ini penyakit yang dapat disembuhkan oleh terapi ini

  • Sakit Kepala  * Asma    # Hosthortobics
  • Darah Tinggi  * Bronchitis   # Kencing Manis
  • Kurang Darah  * TBC Paru-paru  # Penyakit Mata
  • Rematik   * Radang Otak   # Pendarahan di Mata &
  • Lumpuh   * Batu Ginjal    Mata Merah
  • Kegemukan   * Penyakit Saluran Kencing # Haid tidak teratur
  • Radang / Sakit persendian * Kelebihan Asam Urat  # L e u k I m I a
  • Radang Selaput Lendir * M e n c r e t   # Kanker Peranakan
  • Gangguan Jantung  * D I s e n t r I   # Kanker Payudara
  • Mabuk, Pusing, Gamang * A m b e I e n   # Radang Tenggorokan
  • Batuk   * Sembelit

Kerja dari Air
Meminum air minum biasa dengan metode yang benar, memurnikan tubuh manusia. Hal itu membuat usus besar bekerja dengan lebih efektif dengan cara membentuk darah baru, dalam istilah medis dikenal sebagai aematopaises. Bahwa mucousal fold pada usus besar dan usus kecil diaktifkan oleh metode ini, merupakan fakta yang tak terbantah, seperti teori yang menyatakan bahwa darah segar baru diproduksi oleh mucousal fold ini.
Bila usus bersih, maka gizi makanan yang dimakan beberapa kali dalam sehari akan diserap dan dengan kerja mucousal fold, gizi makanan itu diubah menjadi darah baru. Darah merupakan hal penting dalam menyembuhkan penyakit dan memelihara kesehatan, dan karena itu air hendaknya dikonsumsi dengan teratur.
Saran Kami : agar mendapatkan hasil maksimal dan lebih cepat dalam  membersihkan usus anda,  makanlah buah segar dan makanan organik yang di formulasikan khusus untuk membersihkan usus dari racun serta mendetox seluruh organ tubuh agar mendapatkan nutrisi yang prima dengan Melilea Greenfild Organic

Terapi Air Putih
  1. Pagi hari ketika anda baru bangun tidur ( bahkan tanpa gosok gigi terlebih dahulu) minumlah 1.5 liter air putih, yaitu 5 sampai 6 gelas. Lebih baik airnya ditakar dahulu sebanyak 1.5 liter. Ketahuilah bahwa nenek moyang kami menamakan terapi ini sebagai “usha paana chikitsa”. Setelah itu anda boleh mencuci muka.
  2. Hal sangat penting untuk diketahui bahwa jangan minum atau makan apapun satu jam sebelum dan sesudah minum 1.5 liter air ini.
  3. Juga telah diteliti dengan seksama bahwa tidak boleh minum minuman beralkohol pada malam sebelumnya.
  4. Bila perlu, gunakanlah air rebus atau air yang sudah disaring.

Tahapan dimulai dengan 1,5 liter air putih
Untuk permulaan, mungkin akan terasa sulit meminum 1.5 liter air sekaligus, tapi lambat laun akan terbiasa juga. Mula-mula, ketika latihan, anda boleh minum 4 gelas dulu dan air putih sisanya yang 2 gelas diminum dua menit kemudian. Awalnya anda akan buang air kecil 2 sampai 3 kali dalam satu jam, tetapi setelah beberapa lama, akan normal kembali.
Menurut penelitian dan pengalaman, penyakit-penyakit berikut diketahui dapat disembuhkan dengan terapi air putih ini dalam waktu seperti tertulis di bawah ini:
  • @ Sembelit - 1 Hari  @ TBC Paru-Paru - 3 Bulan
  • @ Kencing Manis - 7 Hari
    @ Asam Urat - 2 Hari
  • @ Tekanan Darah - 4 Minggu
  • @ Kanker - 4 Minggu
Catatan :
Disarankan agar penderita radang / sakit persendian dan rematik melaksakan terapi air putih ini tiga kali sehari, yaitu pagi, siang, dan malam satu jam sebelum makan - selama satu minggu, setelah itu dua kali sehari sampai penyakitnya sembuh.
disarankan agar  makan buah segar dan makanan organik untuk mempercepat kesembuhan, lihat testimonial kesembuhan nya di sini

METODE TERAPI AIR PUTIH ke- 2
  1. Setelah anda Bangun pagi sebelum mengosok gigi, minum 4 x 160ml gelas air putih
  2. Gosok dan bersihkan mulut tetapi jangan makan ataupun minum apapun selama 45 menit
  3. Setelah 45 menit anda boleh makan dan minum seperti biasa
  4. Setelah 15 menit sarapan, makan siang dan makan malam, jangan makan ataupun minum apapun selama 2 jam
  5. Untuk anda yang tua ataupun sakit dan tidak dapat minum 4 gelas air putih pada saat mulai bisa digantikan dengan meminum sedikit air terlebih dahulu dan kemudian ditingkatkan secara berkala hingga 4 gelas air putih per hari
  6. Metode diatas adalah terapi untuk mengobati penyakit dari orang yang sakit dan orang lain dapat menikmati hidup yang sehat.

Daftar berikut adalah jumlah hari yang dibutuhkan untuk terapi pengobatan/control/ mengurangi penyakit utama:
1. Tekanan darah tinggi (30 hari)
2. Asam lambung (10 hari)
3. Diabetes (30 hari)
4. Susah buang air besar/konstipasi (10 hari)
5. Kanker (180 hari)
6. Tuberculosis (90 hari)
7. Pasien arthritis disarankan untuk mengikuti terapi diatas ini hanya 3 hari pada minggu pertama dan dari minggu kedua dan seterusnya - setiap hari
Metode pengobatan ini tidak mempunyai efek samping, tetapi pada saat pelaksanaan pengobatan ini anda mungkin akan buang air beberapa kali.
Adalah lebih baik jika kita melanjutkan terapi air putih ini dan menjadikan prosedur ini sebagai rutinitas kerja dalam kehidupan kita. Minum air dan tetap sehat dan aktif.
Hal ini masuk akal.. Orang Cina dan Jepang minum teh hangat pada saat makan mereka … bukan air dingin. Mungkin sudah waktunya kita mengadopsi kebiasaan minum mereka sewaktu makan !!!
Tidak ada yang dirugikan dari hal ini
Untuk yang suka minum air dingin,artikel ini mungkin berguna untuk anda. Adalah enak untuk minum minuman dingin setelah makan. Bagaimanapun, air dingin akan memadatkan minyak yang anda konsumsi. Ia akan memperlambat pencernaan.
Sekali “kotoran” ini bereaksi dengan asam, ia akan dipecah dan diserap oleh intestine lebih cepat daripada makanan padat. Ia akan berbaris dalam usus besar. Dengan cepat, ini akan berubah menjadi lemak dan menjadi pemicu kanker. Adalah sangat bagus untuk minum sup hangat ataupun air hangat setelah makan.
Pesan yang serius untuk serangan jantung:
  1. Wanita seharusnya tahu jika tidak semua simptom serangan jantung adalah sakit pada lengan kiri.
  2. Berhati-hatilah terhadap sakit yang sangat pada garis rahang
  3. Kamu mungkin tidak pernah merasakan sakit pertama pada dada selama serangan jantung
  4. Pusing dan keringat berlebihan merupakan simptom pada umumnya.
  5. 60% dari orang mengalami serangan jantung ketika mereka sedang tidur tetapi tidak bangun lagi.
  6. Sakit pada rahang dapat membangunkan anda dari tidur yang lelap. Mari berhati-hati dan sadar. Makin banyak kita tahu, kesempatan bertahan hidup menjadi lebih besar
Silahkan anda mencoba khasiat dari air putih sebagai penyembuhan therapi alternatif, siapa tahu hanya dengan therapi air dan do'a anda kepada Allah, maka anda disembuhkan dari semua penyakit yang anda derita ....... amin
Air putih memiliki daya penyembuh. Entah dengan cara diminum ataupun untuk berendam. Dengan suhu dingin atau hangat. Bahkan ada yang mengkombinasikan terapi air dengan alunan musik yang diperdengarkan lewat kolam. Kebiasaan mandi dengan air dingin di pagi hari itu menyehatkan.
Orang bisa bertahan hidup sampai 30 hari tanpa makan, tetapi bisa meninggal gara-gara tidak minum selama tiga hari saja! Air begitu penting dan tubuh amat bergantung padanya selama proses biologis berlangsung. Dalam tubuh kita air sangat diperlukan supaya tekanan darah terpelihara dan pemompaan jantung berjalan baik. Air juga akan mengangkut produk-produk sisa dari tubuh. Dalam prosesnya, ia juga melumasi persendian. Untuk itu, setiap harinya Anda memerlukan paling tidak 3 liter air. Pada dasarnya, tubuh kita mengandung 45 – 55 l air. Kandungan ini mencapai 40 – 50% dari seluruh bagian tubuh. Otak saja terdiri dari air sebanyak 75%.

Sayangnya, walaupun tubuh manusia lebih banyak terdiri atas air, tapi kita justru setiap harinya kehilangan banyak air. Anda kehilangan sekitar 3,5 l air sehari meskipun hanya duduk-duduk saja. Air akan makin tercurah keluar dari tubuh bila Anda melakukan aktivitas yang cukup menguras tenaga.
Celakanya, kebanyakan orang hanya akan minum kalau merasa haus. Padahal, rasa haus itu sendiri bukan indikasi yang baik mengenai kebutuhan tubuh akan air. Dr. James M. Rippe, kardiolog dan direktur latihan di Sekolah Medis Massachusetts, menyarankan untuk secara sadar minum paling sedikit 1 l lebih banyak dari apa yang dibutuhkan rasa haus Anda. Rippe menekankan, orang yang tinggal di daerah beriklim tropis seperti kita, harus lebih memperhatikan kehilangan dan penggantian cairan ini. Bahkan dalam keadaan fit pun, Anda tidak akan dapat melakukan yang terbaik jika kebutuhan tubuh Anda akan air tidak terpenuhi.
Kehilangan 4% cairan saja akan mengakibatkan penurunan kinerja Anda sebanyak 22%. Jika kehilangan cairan lebih dari 7%, Anda mulai merasa lemah, lesu, dan pusing-pusing. Karena itu, dianjurkan untuk minum dengan cukup meski belum merasa haus.
Pengaruh suhu
Suhu dan kondisi lingkungan juga ikut menentukan kebutuhan akan air. Bekerja di ruangan ber-AC misalnya, membuat Anda lebih cepat mengalami dehidrasi (kekurangan air). Maka, minumlah sering-sering, terlebih bila merasakan temperatur ruang kerja naik turun. Apalagi buat mereka yang kulitnya tergolong kering. Perubahan suhu ruangan akan membuat kulit mengering karena kelembapan ruangan sering tidak menentu. Minum air akan membantu menetralisasikan pengaruh perubahan itu. Tidak ada dampak buruk karena minum terlalu banyak. Justru kotoran-kotoran tubuh akan cepat keluar lewat urine yang keluar akibat minum air banyak-banyak. Selain itu air tidak mengandung kalori, gula, atau lemak sehingga menyehatkan. Minum banyak air bahkan dapat menyembuhkan penyakit ginjal kronis.
Bagi Anda yang menjalani program diet, air alami lebih baik diminum daripada minuman-minuman rendah kalori yang dipasarkan. Satu dua gelas air hangat sebelum makan akan membuat Anda agak kenyang sehingga menolong mengurangi jumlah makanan yang masuk.
untuk mempercepat program diet langsing anda disarankan banyak minum air putih dan makanan organik Melilea yang telah terbukti me langsing dan menyehatkan  ribuan orang yang mengkonsumsinya lihat testimonial kelangsingan nya disini
Sementara bagi yang ingin selalu sehat dan terhindar dari penyakit, paling baik minum delapan gelas air (sekitar 2 l) sehari. Yang baik adalah air hangat, tidak terlalu dingin, tidak terlalu panas. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, minumlah dua gelas besar 1 – 2 jam sebelum sarapan, dua gelas besar 1 – 2 jam sebelum makan siang, dua gelas besar 1 – 2 jam sebelum makan malam, dan dua gelas besar 1 – 2 jam sebelum tidur malam. Lakukan secara disiplin, maka hasilnya akan terlihat dalam 2 – 3 bulan kemudian.
Jim Jones, pakar makanan terkemuka di Amerika Serikat, juga mengatakan, banyak orang yang ingin sehat tetapi melupakan minum minuman paling sederhana, air putih. Mereka malah minum minuman populer seperti kopi, teh, atau cola. Mereka beranggapan semua itu bisa menggantikan air putih. Pemikiran itu jelas keliru. Air putih menyediakan manfaat kesehatan yang tidak dapat diberikan oleh minuman-minuman macam itu. Bahkan sari buah-buahan yang penuh vitamin sekali pun tak bisa menandinginya. Meski dari segi nutrisi penting, tapi sari buah-buahan tidak membersihkan tubuh Anda.
Terapi Air Putih dengan mandi
Di samping menyehatkan untuk diminum, air putih juga berkhasiat untuk pengobatan dari luar tubuh dengan cara berendam atau mandi. Sejak tahun 1857, ilmuwan Charles Darwin pernah bertanya-tanya, mengapa mandi dengan air dingin agaknya menyembuhkan dirinya dari rasa sakit, nyeri, dan mual yang dia derita. Ia penasaran sekali, namun tidak bisa menjawabnya.

Kini sebuah lembaga riset trombosis diLondon menyatakan telah dapat memberikan jawaban. Menurut para periset, jika orang selalu mandi dengan air dingin, sekali lagi air dingin, peredaran darahnya akan membaik, sehingga tubuh terasa lebih bugar.
Para peneliti juga menemukan, mandi dengan air dingin akan meningkatkan produksi sel darah putih dalam tubuh dan meningkatkan kemampuan seseorang terhadap serangan virus. Bahkan mandi dengan air dingin di waktu pagi dapat meningkatkan produksi hormon testosteron pada pria serta hormon estrogen pada wanita. Dengan demikian kesuburan dan kegairahan
asmara mereka meningkat.

Menurut para periset itu juga, berkat mandi pagi dengan air dingin, jaringan kulit membaik, kuku lebih sehat dan kuat tidak mudah retak, serta rambut pun tumbuh lebat.
Direktur lembaga riset itu, Prof. Fakkar, mengungkapkan, pengobatan melalui mandi dengan air dingin membantu menyembuhkan berbagai penyakit, termasuk derita asma. Tetapi yang perlu diingat, kadar dinginnya air haruslah yang masih bisa ditahan tubuh manusia, yakni sekitar 15oC.
Fakkar juga masih melakukan penelitian terhadap 5.000 orang lagi sebagai responden. Ia mulai penelitian itu karena melihat pasien penderita keletihan tanpa sebab. Setelah mandi dengan air dingin, mereka sembuh. Sebelumnya, para pasien itu tiap harinya hanya mampu berbaring letih di ranjang selama 17 – 19 jam, tak kuasa lagi memusatkan pikiran, dan lemah serta letih. Namun setelah mandi teratur dengan air dingin keadaan mereka membaik.
Bahkan air juga diyakini dapat menyembuhkan penyakit jantung, rematik, kerusakan kulit, penyakit saluran napas, usus, penyakit kewanitaan, serta gangguan jiwa. Penyakit ringan macam batuk, pilek, suara serak kurang tidur juga bisa disembuhkan.Di negara maju terapi dengan menggunakan air sudah dilakukan. Vincenz Priesnitz dan Pastor Sebastian Kneipp, keduanya asal Jerman, memanfaatkan air hangat dan air dingin. Semula pasien dimasukkan ke dalam bak air hangat agar berkeringat. Kemudian dipindah ke bak air dingin dan diminta berjalan-jalan sebentar agar berkeringat. Terakhir, mandi lagi dengan air dingin. Pertukaran suhu dari panas ke dingin inilah yang menjadi kunci rahasia pengobatan ahli Jerman itu.
Secara rinci, pengobatan itu berawal dari saat kulit terkena rangsangan dingin, pembuluh darah akan mengerut. Dengan menyempitnya pembuluh darah, otak besar memerintahkan agar mengirim darah panas secepatnya. Darah panas yang mengalir secara refleks semakin lama semakin tinggi peredarannya, sehingga pertahanan tubuh mendapat alarm agar bersedia mempertahankan diri. Akibatnya, kuman-kuman penyakit yang berada di dalam tubuh akan dibasmi dengan cepat.
Terapi Air Putih dengan cara Mandi
Banyak orang kini melakukan terapi air. Kalau Anda mau, juga bisa. Tak perlu pergi jauh-jauh. Anda bisa melakukannya sendiri. Caranya, mandi atau siramlah tubuh dengan air hangat. Kemudian berendam dalam air dingin yang bersuhu 18oC. Dengan cara demikian tubuh akan terlatih menghadapi berbagai serangan penyakit. Bila Anda mengalami ketegangan otot, lakukan terapi mandi dengan air hangat bersuhu 37oC. Selain itu merendam kaki dalam air hangat yang bertemperatur 37 – 39oC bisa untuk mengobati gejala kurang tidur dan infeksi. Sedangkan mandi dengan pergantian rangsangan panas dingin akan menstabilkan kerja jantung dan aliran darah. Hanya dengan minum air putih,
Penyakit di bawah ini bisa disembuhkan. Anda tak akan percaya sebelum melakukannya. Di bawah ini daftar penyakit yang dapat disembuhkan oleh terapi ini: Sakit Kepala, Asma, Hosthortobics, Darah Tinggi, Bronchitis, Kencing Manis, Kurang Darah, TBC Paru-paru, Penyakit Mata, Rematik, Radang Otak, Pendarahan di Mata, Lumpuh, Batu Ginjal, Mata Merah, Kegemukan, Penyakit Saluran Kencing, Haid tidak teratur, radang/Sakit persendian, Kelebihan Asam Urat, Leukimia, Radang Selaput Lendir, Mencret, Kanker Peranakan, Gangguan Jantung, Disentri, Kanker Payudara, Mabuk, Pusing, Gamang, Ambeien, Radang Tenggorokan, Batuk, Sembelit dll.

Minggu, 07 Agustus 2011

CHEST PHYSIOTHERAPY PADA KASUS CEREBRAL PALSY

                                Oleh : Martha Sri Astuti, BPt


Cerebral Palsy adalah gangguan sensorimotor yang menyerang kontrol gerak dan postur (Nelson, C, dikutip dalam buku Neurological Rehabilitaton, 2001).  Gangguan disebabkan oleh kekurangan oksigen sesaat sebelum, selama atau sesaat sesudah proses kelahiran.  Gangguan yang pasti timbul adalah gangguan sensomotorik, seperti yang disebutkan di atas.  Ada juga beberapa gangguan yang muncul, antara lain gangguan respirasi
Gangguan respirasi biasanya timbul selama dalam perawatan di rumah sakit, sebelum kondisi bayi stabil.  Peran Fisioterapis ikut menentukan keberhasilan perawatan yang akan menentukan hasil akhir kondisi Pasien.  Pengetahuan Fisioterapis sangat ditantang untuk ikut membantu.  Dalam memberikan chest Phyisiotherapy, seorang Fisioterapis harus memperhatikan banyak hal, selain kondisi Pasien biasanya kritis, juga anatomi dada bayi berbeda dengan dewasa, sehingga akan sedikit membedakan pengkajiandan pelaksanaannya.
Sebagai seorang profesional, seorang Fisioterapis harus memberikan yang terbaik berdasarkan ilmu yang dimilikinya.  Oleh karenanya seorang Fisioterapis harus terus membaharui pengetahuannya.  Mengenai Chest Physiotherapy haruslah dipahami dasar pelaksanaannya.  Juga harus dipahami perbedaan penanganannya pada dewasa dan anak-anak serta bayi, apalagi bayi prematur.  Makalah ini akan lebih fokus pada penatalaksanaan Fisioterapi pada bayi dengan kelaianan Cerebral Palsy, terutama dalam kondisi belum stabil di NICU atau rawat inap.



Anatomi
Perkembangan paru dibagi menjadi empat periode, yaitu periode embrionik, pseudoglandular, canalicular dan terminal (Pryor dan Webber,1999) .   Berikut adalah tahapan perkembangan paru janin.
Periode embrionik
Minggu 3-5 :  berkembang dari satu tabung bakal trachea yang kemudian segera bercabang 2, membentuk bronchus utama.  Pada akhir minggu 5, trachea dan cabang utama bronchus terbentuk
Periode Pseudoglandular
Minggu 6-16 :  pada masa ini berkembang saluran nafas.  Berkembang dengan bercabangnya bronchus dan seterusnya, hingga terbentuk bronchus hingga cabang terminal bronchioles.  Juga terbentuk jaringan vaskular, kartilago, dan jaringan limpha. Cilia terbentuk pada minggu 10 dan sesudahnya
Periode canalicular
Minggu 17-24 : pada periode ini tumbuh bronchioli, alveolar ducts dan alveoli, bersamaan dengan berkembangnya jaringan kapiler.  Jaringan darah-udara mulai terbentuk pada minggu ke 19, dan surfactant mulai dihasilkan pada akhir periode
Periode Terminal
Minggu 24- lahir : pada periode ini terjadi penyempurnaan pertumbuhan bronchioli dan alveoli. Alveoli dibentuk oleh 2 jenis sel : tipe I pneumocytes adalah yang membentuk sebagian besar alveoli, sedangkan tipe II hanya 2% dari permukaan.  Sel tipe II menghasilkan dan menyimpan cairan surfactant yang menjaga kestabilan tegangan permukaan alveoli dan menjaga agar alveoli tidak kolaps.  Minggu 23-24 mulai dihasilkan surfactant dalam jumlah kecil, kemudian bertahap meningkat hingga minggu 30.  Kelahiran dan nafas pertama merangsang dan mematangkan produksi surfactant.  Menjelang akhir periode kantong-kantong udara berkembang menjadi alveoli multilokular yang primitif.  Sesudah lahir alveoli berkembang ukuran dan jumlahnya.  Pada saat lahir 150 juta, berkembang menjadi 300-400 juta pada saat umur 3-4 tahun- jumlah yang dibutuhkan orang dewasa.  Tetapi perkembangan alveoli terus berkembang hingga usia 8 tahun.
 Perkembangan paru yang perlu dicermati adalah produksi surfactant.  Surfactant baru muncul pada minggu ke 23-24, dan baru berkembang sempurna ketika bayi lahir sesuai umurnya.  Jadi bila bayi lahir prematur, maka terjadi permasalahan dengan produksi surfactant.  Mekanisme yang diakibatkan karena tidak sempurnanya produksi surfactant akan dijelaskan pada sub bab berikutnya.



Fisiologi

 Fungsi paru dan saluran nafasnya adalah ventilasi dan difusi gas. Ventilasi adalah masuk-keluarnya udara melalui saluran nafas hingga ke bronhus termil, sedangkan fungsi difusi adalah pertukaran gas yang terjadi di bronchioli, alveoli duct, alveoli sact dan alveoli.
Ventilasi terjadi karena perubahan tekanan di dalam rongga dada karena perubahan volume rongganya.  Ventilasi dipengaruhi oleh kekuatan otot-otot respirasi (terutama diafragma dan otot intercostal), elastisitas karilago intercostal, dan struktur tulang-tulang yang membentuk rongga dada.  Bila ada kelainan pada salah satu hal tersebut, maka fungsi ventilasi akan terganggu. 
Inspirasi terjadi karena diafragma dan otot intercostalis kontraksi, sehingga rongga dada melebar kesamping dan anterior, posisi clavicula dan costae dari posisi miring ke arah inferiolateral menjadi horisontal seperti pegangan timba.  Perubahan volume menyebabkan perbedaan tekanan, tekanan didalam rongga dada lebih kecil daripada luar.  Sehingga udara dari luar mengalir ke dalam rongga dada.  Demikian sehingga terjadi persamaan tekanan dan kemudian terjadi ekspirasi.
Mekanisme ventilasi yang disebutkan diatas adalah ventilasi pada paru orang dewasa normal dengan kondisi: struktur costa yang miring ke arah lateroinferior, kekuatan otot diafragma yang tahan lelah, kekuatan otot intercostal yang cukup. Dan kartilago intercostal yang cukup rigid tetapi masih elastis.
Sedangkan fungsi perfusi terjadi di alveoli, juga terjadi karena perbedaan tekanan gas tertentu.  Karena perbedaan konsentrasi gas pada alveoli dan kapiler disekitar alveoli. Pada saat inspirasi, konsentrasi oksigen di alveoli lebih tinggi alveoli, maka oksigen berperfusi ke kapiler.  Sebaliknya karena karbondioksida di kapiler lebih tinggi di kapiler, maka berperfusi ke alveoli.  Pada saat ekspirasi udara di alveoli yang sudah kaya karbondioksida dihembus keluar. 
Fungsi tersebut akan terganggu bila ada yang mengganggu proses perfusi tersebut, misalnya sekresi yang terakumulasi di alveoli atau alveoli kolaps. 
Faktor yang menentukan efisiensi respirasi adalah perbandingan perfusi dan ventilasi yang dilambangkan sebagai V/Q, dimana V adalah ventilasi dan Q adalah perfusi.  Bila ada ketidakseimbangan (mismatching V/Q), maka respirasi tidak efisien.  Karena sifatnya gas selalu mencari tempat yang atas.  Demikian juga dengan udara dalam paru, selalu mencari tempat yang atas, sehingga alveoli yang di distal hampir kolaps.  Sedangkan darah, sebagai cairan, sifatnya selalu kebawah.  Demikian juga darah dalam paru, lebih banyak pada kapiler di alveoli bawah.  Bila ventilasi normal, maka akan terjadi keseimbangan V/Q. Tetapi bila ada hambatan penyebaran udara hingga alveoli distal tidak mengembang, maka terjadi ketidakseimbangan.  Disinilah Fisioterpis berperan.


Fungsi Respirasi pada Bayi dan Anak Kecil

Ada beberapa perbedaan anatomis dan fisiologis pada anak kecil dan bayi yang akan memberikan perubahan mekanisme ventilasi.  Hal tersebut harusnya menjadi perhatian Fisioterapis.  Berikut dipaparkan beberapa perbedaan anatomis dan fisiologis bayi dan amak kecil


PERBEDAAN ANATOMI

 Bayi bisa menyusu dan bernafas secara bersamaan hingga kira-kira 3-4 bulan. Sebagian ilmuwan berpendapat bahwa bayi wajib bernafas melalui hidung.  Pengamatan klinis mengatakan pembuntuan pada saluran nasal akan meningkatkan kerja pernafasan dan menyebabkan apnoea.  Berikut beberapa perbedaan anatomi saluran nafas dan paru pada bayi:
1.jaringan adenoid pada bayi mungkin membesar, sehingga mungkin menyebabkan.  Juga lidah relatif besar pada bayi.  Hal-hal tersebut bisa menyebabkan obstruksi saluran nafas.
2.diameter saluran nafas pada bayi lebih kecil, terutama bayi prematur, membuat tahanan yang tinggi terhadap aliran udara yang masuk.  Apalagi bila ada oedem mukosa akan menambah kerja nafas.
3.struktur dinding bronchi pada bayi berbeda.  Kartilagonya lebih lentur dan ada lebih banyak kantung-kantung mukosa.  Hal-hal tersebut merupakan predisposisi obstruksi saluran nafas dan kolaps
4.alveoli bayi lebih sedikit, sehingga luas permukaan untuk pertukaran gas lebih sempit
5.saluran kolateral antar alveoli, bonchioli dan terminal bronchioli masih belum berkembang hingga umur 2-3 tahun, hal ini menyebabkan alveoli kemungkinan besar kolaps
6.costae bayi letaknya sangat horisontal, sehingga tidak ada gerak seperti pegangan ember dalam respirasi. Ditambah lemahnya otot intercostal berarti pernafasan akan sangat bergantung pada diafragma. Costae dewasa akan berkembang bila bayi sudah mulai mengembangkan postur tegaknya sehingga gaya gravitasi akan menarik costae ke depan dan bawah
7.insersi diafragma yang horisontal dan kartilago intercostae yang sangat lentur mengakibatkan efesiensi ventilasi dan perubahan bentuk dinding dada yang lebih jelek selama inspirasi
8.jaringan jantung, tymus dan yang lain relatif lebih besar, oleh karena itu lebih sempit ruang untuk jaringan paru



PERBEDAAN FISIOLOGI

Karena perkembangannya, maka fisiologi respirasi pada bayi dan anak kecil berbeda dibandingkan orang dewasa.  Berikut adalah hal-hal yang berbeda:
1.paru bayi lebih tidak komplian dibandingkan dengan anak-anak besar dan dewasa, terutama bayi prematur (kurang dari 37 minggu kehamilan) yang mungkin kekurangan surfactant
2.neonatus terutama yang prematur mempunyai pernafasan yang abnormal yang bisa mengarah ke apnoea.  Meskipun apnoea pendek dianggap normal, tetapi yang lebih panjang dan yang memerlukan stimulasi untuk memulai bernafas lagi perlu pemeriksaan lebih lanjut
3.perbedaan konfigurasi anatomi rongga dada- eltak costa yang horisontal- tidak memungkinkan perluasan rongga dada yang sama dengan dewasa, sehingga pemenuhan oksigen bayi harus bernafas lebih sering daripada memperdalamkan nafasnya
4.neonatus tidur hingga 20 jam sehari dan 80%nya dalam REM. Pada orang dewasa rem hanya meliputi 20%. Karena pada saat REM terjadi penurunan tonus postural, hal ini mengakibatkan turunnya kapasitas residual, sehingga meningkatkan kerja pernafasan
5.50% otot diafragma orang dewasa merupakan otot tipe I yang sangat tahan terhadap kelelahan, sedangkan neonatus hanya 25%dan bayi prematur hanya 10%.  Hal ini menyebabkan diafragma bayi akan cepat melelahkan diafragma
6.tingkat metabolik istirahat anak lebih tinggi dengan kebutuhan oksigen yang lebih tinggi.  Sehingga sedikit peningkatan kebutuhan akan menyebabkan hypoxia.  Hypoxia pada bayi menyebabkan bradycardia (kurang dari 100X/mnt) daripada tachycardia, seperti pada orang dewasa
7.bayi lebih banyak mengembangkan paru bagian atas daripada daerah dependent seperti pada orang dewasa, meskipun pola perfusinya sama.  Perbedaan ini bisa akan tetap hingga mencapai usia 20 tahun. Pada bayi dengan kelainan paru unilateral, oxygenasi bisa dioptimalkan dengan memposisikan paru yang baik pada bagian atas
8.pada bayi kecil dead space lebih dari kapasitas fungsional residual.  Didaerah dependent mungkin terjadi penutupan saluran nafas bahkan selama bernafas normal
Perbedaan-perbedaan diataslah yang menjadi pertimbangan bila kita mengadakan pengkajian dan penanganan pada bayi dan anak kecil.
Pemeriksaan dan Pengkajian
Pemeriksan pada bayi, terutama bayi prematur, harus teliti.  Beberapa hal yang diperhatikan sama dengan pada orang dewasa.  Tetapi ada beberapa hal tambahan yang wajib diperhatikan.  Pemeriksaan terdiri dari observasi dan melihat catatan perawat, serta informasi didapat dari Perawat atau keluarga yang ada disamping bayi.

Catatan medis

1.riwayat kehamilan, proses dan saat kelahiran
2.Apgar score, yang menghubungkan antara nadi, kerja pernafasan, tonus otot, reflex irritabilitas, dan warna; yang akan memberikan indikasi derajat asfixia yang diderita bayi
3.umur kehamilan dan berat badan
Diskusi dengan perawat yang relevan
1.stabilitas kondisi anak/bayi selama beberapa jam terakhir
2.toleransi terhadap perawatan: cepat hipoxia atau bradicardia? Berapa lama anak kembali ke kondisi semula setelah mengalami hipoxia atau bradicardia?
3.apa anak sudah makan? Lewat oral, nasogastric, atau intravenous? Kapan terakhir makan?
4.Apakah anak sudah mendapatkan istirahat cukup setelah perawatan terakhir?
Daftar Observasi
Dapatkan beberapa informasi dari catatan perawatan
1.pyrexia mungkin mengindikasikan infeksi respirasi.  Pada bayi prematur suhu kurang dari 36.5°C berarti perawatan yang tidak essensial harus ditunda hingga suhu naik.  Perbadingan suhu pusat dan tepi harus diperhatikan, khususnya untuk pasien yang kritis
2.tachycardia bisa disebabkan oleh sepsis atau shock.  Bisa juga disebabkan oleh tidak cukupnya sedasi atau analgesia.  Pada bayi prematur, bradicardia, baik yang tanpa atau karena stimulasi bisa disebabkan banyak hal termasuk akumulasi sekresi
3.terjadinya apnea pada bayi bisa menunjukkan distress respirasi, sepsis, atau adanya sekresi di saluran nafas atas dan bawah
4.tren gas arteri dan hubungannya dengan saturasi oksigen dan oksigen transcutaneous harus diperhatikan bersamaan dengan tingkat dan jenis bantuan respirasi

Catat semua hasil observasi.  Kemudian, lakukan pemeriksaan sebagai seperti yang disebutkan dibawah ini.

Pemeriksaan
Pemeriksaan anak yang lebih tua mirip dengan orang dewasa.  Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan:
1.tanda-tanda klinis :
•recession : terjadi karena tekanan negatif yang sangat kuat menarik dinding dada yang lunak dan komplian, sternum subcostal dan intercostal mungkin juga akan tertarik.  Recessi ringan pada bayi prematur dianggap normal, tetapi pada bayi yang sudah lebih besar adalah tanda usaha nafas yang berlebihan
•Nasal Flaring : adalah dilatasi nostril, dengan melakukan hal tsb maka tahanan terhadap aliran udara akan berkurang.  Berarti bila ada nasal flaring artinya bayi tersebut sedang mengalami ditress respirasi
•Tachypnoea : (RR > 60X/mnt) mengindikasikan distres respirasi
•Grunting : terjasi bila bayi expirasi melawan glotis yang sebagian tertutup.  Hal tsb dilakukan untuk meningkatkan kapasitas residual  yang akan meningkatkan ventilasi
•Stridor : akan terdengar bila ada obstruksi parsial pada trachea atas dan atau larynx.  Obstruksinya biasanya karena ada kolapsnya dinding trachea, peradangan, atau menghirup benda asing
•Cyanosis  : adalah tanda yang tidak bisa dipercaya untuk distress respirasi pada bayi atau anak kecil, karena akan tergantung pada jumlah dan bentuk hemoglobin dan cukupnya jaringan sirkulasi periferal.  Pada 3-4 minggu pertama pada umur neonatus, jumlah feta hemoglobin sangatlah tinggi.  Oleh karena itu maka kurva satrasi bergeser ke kiri.
•Auscultation : Pada bayi dan anak kecil sulit melakukan auskultasi, karena mudahnya suara ditransmisikan.  Apalagi bila bayi sedang adalam ventilator, suara selang, akan mengacaukan hasilnya.  Akan sangat sulit mendengarkan nafas bayi prematur, karena dia bernafas secara spontan.  Ada anak yang lebih besar, suara sekresi di tenggorokan akan juga menggaung di kedua ruang paru.  Wheezing yang terdengar bisa disebabkan oleh bronchospasme atau penumpukan sekresi
•Cardiac Manifestation  : distres respirasi seperti tachicardia dan meningkatnya tekanan darah sistemik.  Perubahan keduanya akan memperburuk hipoxia dan bradicardia dan hypotensi
•Extensi leher : mungkin akan muncul pada bayi dengan distres respirasi sebagai usaha menurunkan tahanan aliran uadara
•Head Bobbing : akan muncul bila bayi menggunakan otot sternocleido mastoideus. Hal ini terjadi karena otot leher bayi relatif masih lemah, belum mampu menstabilkan kepala
•Pallor : sering muncul pada bayi dengan ditres respirasi sebagai tanda hypoxaemia atau masalah lain termasuk anemia
•Malas makan : biasanya dihubungkan dengan distres respirasi.  Seorang bayi akan memerlukan istirahat beberapa detik bila menghisap susu.
•Perubahan tingkat kesadaran : berkurangnya aktivitas bisa karena turunnya kesadaran atau karena sedasi, tetapi juga bisa karena hypoxia dan mungkin disertai ketidakmampuan makan dan minum
•Observasi lain : bila anak bisa duduk dengan gembira dan bermain dengan senang berarti anak sehat. Tetapi yang mudah marah bisa jadi tanda hypoxia. Bila anak distres respirasi berat bisa seharian telentang (berbaring) untuk penghematan energi.  Bila anak mengalami distres respirasi, Terapis perlu melakukan pemeriksaan tonus otot. Karena orang yang kesadarannya rendah akan turun tonus ototnya. Anak dengan hypotonik bisa kesulitan bernafas dan pembersihan saluran nafas.  Perut kembung juga akan menyebabkan distresss respirasi bahkan memperburuk respirasi karena menempatkan diafragma pada posisi yang tidak menguntungkan
Sesudah melakukan pemeriksaan, maka bisa dilihat problem yang muncul.  Problem yang biasa muncul adalah gangguan pada pembersihan saluran nafas atau gangguan aliran udara atau gangguan pertukaran gas.



Teknik fisioterapi

Sebagian besar teknik Fisioterapi untuk orang dewasa juga bisa dilakukan untuk anak atau bayi.  Kemungkinan bahwa chest Ft dan suction akan meperburuk kondisi , sehingga pemberiannya harus benar-benar dipertimbangkan dan bukan hanya karena suatu rutinitas.  Yang menjadi dasar pertimbangan adalah Fisioterapis mengerti tujuan pengobatan dan pengaruhnya terhadap yang diberikan pengobatan, terutama bila yang diberikan adalah bayi prematur. Oleh karena itu evaluasi melalui pengamatan semua reaksi sangat penting.  Pengobatan seharusnya diberikan setidaknya 1 jam sesudah makan untuk mencegah aspirasi.
Berikut akan dijelaskan beberapa teknik, tujuan dan kemungkinan bahayanya, yang bisa diberikan kepada bayi dan anak.
Perkusi
Perkusi dada termasuk clapping dengan menggunakan tangan atau masker.  Biasanya sangat bisa ditoleransi dan sangat efektif untuk bayi.  Claping seharusnya dilakukan dengan satu tangan untuk bayi atau anak kecil.  Untuk bayi prematur cukup dengan 3 atau 4 jari.  Tarik sedikit jari tengah sehingga membentuk cekungan. Sebagai pengganti jari bisa digunakan benda yang melengkung misalnya masker. Masker lunak dan tidak menyakitkan serta tidak merusak kulit bayi yang sensitif.
Tujuan perkusi adalah menggerakkan sekresi dari saluran nafas yang lebih distal ke arah yang lebih proximal.  Dilakukan selama inspirasi maupun expirasi.
Vibrasi dan shaking
Vibrasi atau shaking dinerikan selama bayi expirasi bersamaan dengan hembusan udara keluar dari alveoli menuju ke arah keluar.  Denga  demikian vibrasi atau shaking diharapkan akan ikut menggerakkan juga sekresi kearah yang lebih proximal.  Diperlukan waktu expirasi yang cukup, sehingga vibrasi atau shaking bisa dilaksanakan dengan optimal.
Rongga dada sangat komplian pada bayi dan anak kecil, jadi vibrasi sangat efektif untuk mengeluarkan sekresi bila RR sekitar normal (30-40).  Bila bayi bernafas lebih dari 60X/mnt maka waktu expirasinya sangat pendek dan sulit untuk mengaplikasikan vibrasi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
•Anak dengan kurang gizi, sakit liver atau bayi prematur bisa kena penyakit rickets, yang mudah patah tulangnya. Hati-hati bila melakukan vibrasi
•Bayi yang sangat prematur kulitnya sangat sensitif, mudah luka.  Mungkin vibrasi bisa membat luka. Vibrasi dan perkusi mungkin tidak tepat
•Vibrasi dan perkusi bisa memperparah bronchospasm
Postural Drainage
Posisi yang paling banyak terkena  adalah sisi kanan atas posterior.  Jangan tundukkan kepala bayi preamtur, karena akan meningkakan tekanan intra kranial.  Pada bayi prematur hal tersebut akan beresiko perdarahan perivetrikular.
Posisioning
Tujuan posisioning adalah untuk mengoptimalkan fungsi paru, lebih mengoptimalkan keseimbangan V/Q.  Posisi telentang adalah yang paling tidak menguntungkan.  Telungkup adalah posisi yang paling menguntungkan untuk fungsi respirasi, juga karena energi yang dibutuhkan lebih rendah.  Posisi telungkup baik untuk bayi yang distress respirasi dengan monitoring terus menerus.  Tetapi tidak boleh dilakukan bila tidak ada monitoring atau pendampingan, karena akan beresiko terjadinya sudden infant death.
Bila ada gangguan ventilasi pada daerah tertentu,  posisioning harus lebih diperhatikan.  Tempatkan bagian yang terganggu pada bagian atas.  Tetapi posisi ini bukan untuk postural drainage, karena pada bayi pertumbuhan saluran kolateral alveoli belum sempurna.
Bayi yang baru lahir akan mendapatkan oksigenasi lebih baik bila kepala diganjal bantal.  Dan kadar oksigen dalam alveolar akan turun bila kepala diturunkan, bila tidak didukung ventilasi mekanik.
Manual hyperinflation
Biasanya manual hyperinflasi dilakukan oleh Perawat.  Pada prinsipnya volume yang diberikan pada bayi 500ml dan anak 1000ml.  Tekanan yang ditimbulkan tidak boleh lebih dari 5 – 10 cm H2O.  Parameter yang sama berlaku bila diberikan ventilator.
Yang perlu dipetimbangkan adalah jaringan kolateral alveoli pada bayi belum tumbuh sempurna, sehingga sulit untuk membantu membuka alveoli yang kolaps.  Yang terjadi justru memelarkan alveoli yang sudah terbuka.  Hal tersebut akan menjadi faktor predisposisi terjadinya pnemothorax.  Jadi manula hyperinflasi seharusnya tidak dilakukan pada bayi prematur, karena jaringannya yang masih rapuh dan mudah rusak oleh tekanan inflasi yang tinggi
Breathing Exercise
Tertawa dan menangis adalah latihan nafas yang paling efektif untuk bayi.  Karena akan terjadi expansi paru yan maksimal.
Latihan Batuk
Anak umur 18 bulan sudah mulai bisa menirukan batuk.  Umur 3-4 tahun bisa menelan.  Untuk bayi rangsangan batuk bisa dilakukan dengan kompresi trachea.  Dengan menggeser trachea sedikit ke kiri atau ke kanan, maka bayi akan terangsang batuk.
Suction Saluran Nafas
Bayi harus ditambahkan oksigen untuk mencegah hypoxia.  Tetapi hyperoxia, meskipun hanya sebentar, akan bisa menyebabkan retinopathy.
Bila harus melakukan suction saluran nafas, maka semua alat dan tangan haruslah bersih.  Karena anak dan bayi sangat rentan terhadap infeksi.  Tekanan yang direkomendasikan adalah 10-20 kPa aau 75-150mmHg.  Pada umumnya digunakan suction catheter nomor 6.  Diameter suction tidak boleh lebih dari 50% diameter saluran nafas.


DAFTAR PUSTAKA
1.Martini, Frederic (1998): Anatomy and Physiology,fourth edition, Prentice Hall International, Inc, new Jersey
2.Pryor dan Webber (1999): Physiotherapy for Respiratory and Cardiac Problem, second edition, Churchill Livingstone, London
3.Shepherd, Robertha (1997): Physiotherapy in Paediatrics, third edition, Butterworth Heinemann, Oxford
4.Umphred, Darcy A (2001): Neurological Rehabilitation, fourth edition, Mosby, St Louise